Pengantar
Belajar hanya efektif jika dilakukan sesuai cara kerja otak. Kalimat ini tidak lagi isapan jempol semata, karena sudah dilakukan dan dibuktikan oleh berbagai lembaga pendidikan terbaik di dunia. Buku-buku yang mempublikasikan hasil penelitian tentang cara kerja otak telah menjadi penyelamat bagi pendidikan yang tadinya sudah membosankan dan membawa beban.
Dalam 25 tahun terakhir ini telah dilakukan lebih banyak penelitian otak dan pembelajaran daripada yang dilakukan dalam seluruh sejarah manusia digabung jadi satu. Namun tetap masih banyak hal yang masih belum (dan mungkin tidak pernah) kita ketahui mengenai otak. Dari apa yang kita temukan mengenai otak dan belajar benar-benar menantang banyak keyakinan dan praktik pendidikan konvensional. Semuanya memberi sumbangan pada pemahaman yang lebih kaya tentang cara otak belajar (Dave Meier, 2002: 81).
Beberapa teori, hasil penelitian dan pendapat mengenai otak dan cara belajar akan dibahas dalam seminar/diskusi ini.
1. TEORI OTAK TRIUNE
Belajar hanya efektif jika dilakukan sesuai cara kerja otak. Kalimat ini tidak lagi isapan jempol semata, karena sudah dilakukan dan dibuktikan oleh berbagai lembaga pendidikan terbaik di dunia. Buku-buku yang mempublikasikan hasil penelitian tentang cara kerja otak telah menjadi penyelamat bagi pendidikan yang tadinya sudah membosankan dan membawa beban.
Dalam 25 tahun terakhir ini telah dilakukan lebih banyak penelitian otak dan pembelajaran daripada yang dilakukan dalam seluruh sejarah manusia digabung jadi satu. Namun tetap masih banyak hal yang masih belum (dan mungkin tidak pernah) kita ketahui mengenai otak. Dari apa yang kita temukan mengenai otak dan belajar benar-benar menantang banyak keyakinan dan praktik pendidikan konvensional. Semuanya memberi sumbangan pada pemahaman yang lebih kaya tentang cara otak belajar (Dave Meier, 2002: 81).
Beberapa teori, hasil penelitian dan pendapat mengenai otak dan cara belajar akan dibahas dalam seminar/diskusi ini.
1. TEORI OTAK TRIUNE
Belajar dengan melibatkan seluruh bagian otak (Otak Reptil,Otak Mamalia, dan Neokorteks).
- Otak reptil adalah bagian otak paling sederhana (dinamakan demikian karena reptil pun memilikinya). Tugas utamanya adalah mempertahankan diri, bereaksi.
- Otak mamalia (sistem limbik) adalah otak yang memainkan peranan besar dalam hubungan manusia dan dalam emosi.
- Neokorteks adalah otak yang mempunyai fungsi tingkat tinggi, seperti berbahasa, berpikir abstrak, memecahkan masalah, berkreasi, dan sebagainya.
2. TEORI OTAK KIRI DAN OTAK KANAN
Belajar dengan melibatkan belahan “otak kiri” dan belahan “otak kanan” secara seimbang.
- Otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, dan urutan – yang disebut pembelajaran akademis.
- Otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi – yang disebut dengan aktitivitas kreatif.
3. KECERDASAN GANDA (MULTIPLE INTELLIGENT)
Belajar dengan melibatkan beberapa kecerdasan. Howard Gardner berkata bahwa setiap orang memiliki beberapa tipe kecerdasan. Daftar kecerdasan manusia menurut Gardner adalah: Kecerdasan linguistik, Kecerdasan logika dan matematika, Kecerdasan musikal, Kecerdasan spasial dan visual, Kecerdasan kinestetik, Kecerdasan interpersonal, dan Kecerdasan intrapersonal.
4. MODALITAS BELAJAR
Belajar sesuai dengan gaya belajar (Visual-Auditorial-Kinestetik).
Modalitas dapat dianggap sebagai jaringan kerja saraf yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi. Kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas: Visual, Auditorial, dan Kinestetik, tetapi hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar (Bobbi dePorter, dkk, 2000; 84-85).
- Visual: modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubugan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Seseorang yang sangat visual mungkin bercirikan sebagai berikut:(a) teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan;(b) mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan;(c) membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail, mengingat apa yang dilihat.
- Auditorial: modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata – diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol di sini. Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut: (a) perhatiannya mudah terpecah, berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara saat membaca, berdialog secara internal dan eksternal.
- Kinestetik: modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi – diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol di sini. Seseorang yang sangat kinestetik sering: (a) menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak; (b) belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik; (c) mengingat sambil berjalan dan melihat.
5. KONDISI TERBAIK UNTUK BELAJAR
Belajar dalam kondisi Alfa (rileks dan terfokus).
Kebanyakan siswa (dan kita) perlu belkajar cara berkonsentrasi. Penelitian menunjukkan bahwa siswa dalam keadaan konsentrasi terfokus akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu, mereka mengingat informasi lebih lama. Dengan kata lain, mereka memaksimalkan momen belajar.
Pada pertengahan 1970-an, Dr. Georgi Lozanov melakukan percobaan mengenai keadaan terbaik untuk belajar. Dia menemukan bahwa siswa dalam keadaan Alfa – kondisi konsentrasi yang santai – belajar dengan laju yang jauh lebih cepat (lihat Bobbi dePorter, dkk, 2000: 173). Manusia memancarkan empat keadaan gelombang otak: beta, alfa, teta, dan delta. Dalam Beta, Anda merasa awas dan aktif. Teta adalah keadaan hampir tidur atau bermimpi, dan Delta adalah tidur nyenyak tanpa mimpi.
Untuk mencapai kondisi Alfa, dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:
- duduk dengan santai, badan dilenturkan;
- pejamkan mata dan tarik nafas dalam-dalam dan dilepas;
- bayangkan berada di sebuah tempat yang membuat merasa santai dan damai; (beberapa saat)
- buka mata.
Bagaimana otak bekerja memahami informasi, menyimpan informasi, dan memunculkan kembali saat diperlukan dapat dijelaskan berikut ini:
Pembagian otak sadar dan otak bawah sadar adalah berdasarkan fase kerja otak, bukan secara fisiologis. Namun ada ahli yang mengatakan, bahwa pikiran sadar merupakan bagian luar dari diri (wujud eksternal) manusia sedangkan pikiran bawah sadar merupakan wujud internal. Wujud eksternal itu hanya bagian kecil dari manusia yang kekuatannya terbatas sedangkan wujud internal merupakan bagian terbesar manusia yang kekuatannya “hampir tidak terbatas”.
Dalam kesempatan ini kita membahas otak bawah sadar dalam hal tertentu saja. Bahwa semua data dan informasi yang ditangkap pikiran sadar akan disimpan di pikiran bawah sadar dan menjadi apa yang disebut sebagai “ingatan” atau “memori”. Selain data, informasi, dan pesan-pesan, di dalam pikiran bawah sadar juga disimpan semua kebiasaan kita. Pada saat tertentu dan diperlukan, pikiran sadar bisa memanggil (me-recall) apa-apa yang disimpan di pikiran bawah sadar. Tetapi sesuai namanya “pikiran bawah sadar” banyak aktivitas pikiran bawah sadar terjadi di luar kendali pikiran sadar, hal mana dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan.
6. SIKAP BELAJAR SLANT
“Keadaan” adalah kombinasi pikiran, perasaan, dan postur. Selain keadaan Alfa yang membuat belajar lebih efektif, saat siswa belajar di kelas perlu diarahkan untuk berada pada kondisi (bersikap) tertentu. SLANT (pandangan) baru dalam belajar, sebuah strategi yang diadaptasi dari teori Dr. Ed Ellis (lihat Bobbi dePorter, dkk, 2000: 170), yang merupakan singkatan dari:
- Sit up in their chair (duduk tegak di kursi mereka);
- Lean forward (condong ke depan);
- Ask questions (bertanya);
- Nod their heads (menganggukkan kepada); dan
- Talk to their teacher (bicara dengan guru).
7. PETA PIKIRAN (MIND MAPPING)
Mengkaji ulang pelajaran dengan metode ‘Peta Pikiran” (Mind Map).
Mencatat adalah satu kegiatan penting dalam belajar. Jika kita belajar tanpa mencatat, pada umumnya kita akan cepat lupa apa yang sudah kita pelajari. Dalam belajar, mencatat dan mengulang catatan adalah dua hal penting yang saling berhubungan.
Tahun 70-an, Tony Buzan telah menciptakan suatu teknik mencatat yang disebut dengan Peta Pikiran (Mind Map). Teknik ini sebenarnya bisa diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, tetapi dalam konteks ini, kita hendak mengarahkan siswa untuk melakukan kaji ulang pelajaran (catatan biasa maupun buku) dengan membuat peta pikirannya.
8. EMOSI DALAM BELAJAR
Belajar dengan melibatkan perasaan (emosi).
Penelitian menyampaikan kepada kita, bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf tak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk “melekatkan” pelajaran dalam ingatan.
9, PENGAPLIKASIAN CARA KERJA OTAK DALAM MENGAJAR
Kedelapan butir yang berkaitan dengan cara kerja otak di atas, secara langsung maupun tidak langsung dapat diaplikasikan guru dalam pembelajaran di dalam kelas maupun luar kelas.
Aktivitas Belajar
Bagaimana siswa belajar tentunya sangat ditentukan oleh masing-masing siswa itu sendiri. Tetapi, demi keberhasilan mereka (yang berdampak pada kekeberhasilan kita), kita dapat mengarahkan dan memengaruhi mereka dalam belajar. Setidaknya ada tiga bagian kegiatan belajar siswa yang dapat dipengaruhi agar berjalan efektif, yaitu:
- Belajar di dalam kelas mis. : 90 menit (guru mengendalikan)
- Pembukaan ( + 4 menit)
- Penyampaian pelajaran ( + 40 menit)
- Jeda ( + 3 menit)
- Penyampaian pelajaran dan quiz ( + 40 menit)
- Penutup ( + 3 menit)
- Belajar di luar kelas (guru mendorong)
- Sebelum masuk kelas (diskusi individu)
- Sesudah belajar di kelas (diskusi individu) atau tambahan belajar untuk beberapa orang di ruang kelas)
- Belajar di rumah (guru mendorong)
- Belajar di rumah setiap hari
- Waktu belajar sore hari atau malam hari
- Aktivitas belajar: merapikan catatan, mengulang catatan (bisa dengan membuat peta pikiran, mengulang mengerjakan soal yang sudah pernah dikerjakan, mencoba mengerjakan soal baru.
10. PENCOCOKAN MODALITAS
(melalui pola bicara)
- Visual bayangkan; lihat; aku melihat maksudmu; jelas sekarang; gambarkanlah hal ini
- Auditorial Dengarkan; katakan lagi; suaramu bagus; bunyinya cocok
- Kinestetik Kerjakan ini; rasakan; rasanya cocok; tangkap maksudnya.
11. EMPAT PRINSIP KOMUNIKASI AMPUH
- (Perkataan dalam: mengajar, memberi petunjuk, menata konteks,memberikan umpan balik)
- Timbulkan citra (kesan)
- Arahkan fokus
- Inklusif
- Spesifik
- Bagian ini paling sulit, kalian harus waspada (X)
- Bagian ini paling menantang, simak baik-baik supaya kalian memahami (+)
- Jangan mengobrol, matikan HP (X)
- Pusatkan perhatian dan lihat kemari (+)
- Bapak ingin, Kalian harus, Ibu minta (X)
- Mari kita, sudah waktunya, sebaiknya (+)
- Hemat bahasa
- Langsung pada intinya
- Awali pernyatan yang memberi petunjuk dengan kata kerja: "tulislah", "mulai", "kerjakan".
"Pesan dan tubuh itu sama dan sebangun atau kongruen. Tubuh dan suara adalah kurir yang membawa pesan kita." (QT: 124-127)
- Kontak mata Tatap siswa ketika berbicara, tidak lebih 3 detik tiap orang
- Ekspresi wajah Alis terangkat, senyum, dahi berkerut, anggukan kepala, mata melebar, mulut terbuka. Ketakjuban, kekagetan, kegembiraan, kebahagiaan, kehangatan, kepedulian, keterbukaan, keingintahuan, minat
- Nada suara Nada, volume, kecepatan
- Gerak tubuh Gerakan tangan, lengan, dan tubuh
- Sosol (postur) Cara membawa diri, cara menegakkan tubuh, dan bergerak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar